Welcome To My Site




widget

Senin, 16 April 2012

TANNIN
1.
 
PENDAHULUAN
Dalam metabolisme sekunder yang terjadi pada tumbuhan akan menghasilkanbeberapa senyawa yang tidak digunakan sebagai cadangan energi melainkan untuk menunjang kelangsungan hidupnya seperti untuk pertahanan dari predaptor. Beberapasenyawa seperti alkaloid, triterpen dan golongan phenol merupakan senyawa-senyawayang dihasilkan dari metabolisme skunder. Golongan fenol dicirikan oleh adanyacincin aromatik dengan satu atau dua gugus hidroksil. Kelompok fenol terdiri dariribuan senyawa, meliputi flavonoid, fenilpropanoid, asam fenolat, antosianin, pigmenkuinon, melanin, lignin, dan tanin, yang tersebar luas di berbagai jenis tumbuhan(Harbone, 1996).Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yng termasuk ke dalam golonganpolifenol. Senyawa tanin ini banyak di jumpai pada tumbuhan. Tanin dahuludigunakan untuk menyamakkan kulit hewan karena sifatnya yang dapat mengikatprotein. Selain itu juga tanin dapat mengikat alkaloid dan glatin.Tanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang memiliki beratmolekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks denganprotein. Berdasarkan strukturnya, tanin dibedakan menjadi dua kelas yaitutaninterkondensasi (condensed tannins) dan tanin-terhidrolisiskan (hydrolysabletannins) (Hagerman et al., 1992; Harbone, 1996).Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini dikarenakan sifat taninyang sangat kompleks mulai dai pengendap protein hingga pengkhelat logam. Makadari itu efek yang disebabkan tanin tidak dapat diprediksi. Tanin juga dapat berfungsisebagai antioksidan biologis. Maka dari itu semua penelitian tentang berbagai jenissenyawa tanin mulai dilirik para peneliti sekarang (Hagerman, 2002).Dalam makalah ini akan dibahas berbagai hal tentang tanin yaitu klasifikasinyadan contoh senyawanya, sifat umumnya, cara identifikasi serta contoh pemurniansenyawa tanin (Shorgum Tanin).
Dwi Arif SulistionoG1C007008F.MIPA. Universitas mataram
 
 Sumber : Hangerman, 2002.
3.
 
SIFAT UMUM TANIN.
3.1.
 
Sifat Fisika.Siafat fisika dari tanin adalah sebagai berikut :a.
 
Jika dilarutkan kedalam air akan membentuk koloid dan memiliki rasa asamdan sepat.b.
 
Jika dicampur dengan alkaloid dan glatin akan terjadi endapanc.
 
Tidak dapat mengkristal.d.
 
Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa denganprotein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.3.2.
 
Sifat kimiaa.
 
Merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yangsukar dipisahkan sehingga sukar mengkristal.b.
 
Tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi.c.
 
Senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptic danpemberi warna.(Najebb, 2009).
 
3.3.
 
Sifat tanin sebagai pengkhelat logam.Senyawa phenol yang secara biologis dapat berperan sebagai khelat logam.Proses pengkhlatan akan terjadi sesuai pola subtitusi dan pH senyawa phenolik itusendiri. Karena itulah tanin terhidrolisis memiliki potensial untuk menjadipengkhelat logam.Hasil khelat dari tanin ini memiliki keuntungan yaitu kuatnya daya khelat darisenyawa tanin ini membuat khelat logam menjadi stabil dan aman dalam tubuh.Tetapi jika tubuh mengkonsumsi tanin berlebih maka akan mengalami anemiakarena zat besi dalam darah akan dilhelat oleh senyawa tanin tersebut (Hangerman,2002).
4.
 
CARA IDENTIFIKASI SENYAWA TANIN
Berdasarkan sifat-sifat diatas maka untuk menganalisis tanin dapat dilakukan berbagaicara sesusai tujuanya. Untuk analisis secara kualitatif dapat dilakukan dengan mengunakanmetode :a.
 
Diberikan larutan FeCl
3
 berwarna biru tua / hitam kehijauan.b.
 
Ditambahkan Kalium Ferrisianida + amoniak berwarna coklat.c.
 
Diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn, dan larutan Kalium Bikromatberwarna coklat (Najib, 2009)Sedangkan untuk menganalisis secara kuantitatif dapat dilakukan denga mengunakanmetode :a.
 
Metode analisis umum phenolik, karena tanin merupakan senyawa phenolik (Metodeblue prussian dan Metode Folin).b.
 
Metode analisis berdasarkan gugus fungsinyac.
 
Dengan menggunakan HPLC, dan UV-Visd.
 
Metode presipitasi menggunakan protein (Hangerman, 2002).
 
5.
 
CONTOH CARA PEMURNIAN SENYAWA TANIN
Sebagai contoh cara pemurnian tanin terhidrolisis adalah jenis Sorghumprocyanidin. Berikut lengkapnya.Bahan :Etanol absolut dengan 10 mM asam askorbat, etanol absolut dengan 10 mM asamsorbat, asam asetat pH 4, aseton 50%.etil asetatCara kerja.Campurkan daun 200 g daun kering shorgum dengan dengan 600 mL etanol 10 mMasam askorbat. Ekstrak kembali sebanyak 4 kali 150 mL dengan mengunakan methanol10 mM asam askorbat. Saring dan ambil filtratnya setelah itu tambahkan dengan asamasetat pH 4. Uapkan pada rotari evaporator. Setelah menguap ekstrak dengan etil asetatsebanyak 3 kali 300 mL. pisahkan dan ambil yang bagian bawah.
6.
 
PENUTUP
Tanin merupakan salah satu senyawa polifenol dengan berat molekul lbeih dari 1000yang dapat diperoleh dari semua jenis tumbuhan. Tanin memiliki sifat yang khas baik fisik maupun kimianya. Tanin biasanya dalam tumbuhan bervungsi sebagai sistempertahanan dari predaptor, contohnya pada buah yang belum matang, buaha akan terasaasam dan sepat, hal ini sama dengan sifat tanin yang asam dan sepat. Selain itu tanin jugadapat mengendapkan protein, alkaloid, dan glatin. Tanin juga dapat membentuk khelatdengan logam secara stabil, sehingga jika manusia kebanyakan mengkonsumsi makanyang memiliki tanin maka Fe pada darah akan berkurang sehingga menyebabkan anemiaTanin diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu tanin terhidrolisis dan taninterkondensasi. Masing-masing jenis memiliki struktur dan sifat yang berbeda. Untuk taninyang tehidrolisis memiliki ikatan glikosida yang dapat dihidrolisis oleh asam. Kalau taninterkondensasi biasanya bebrbentuk polimer, jenis ini didominasi dengan flavonoidsebagai monomernya.Beberapa cara mengujinya bergantung pada tujuanya apakah kualitatifa ataukuantitatif, masing-masing dapat dilakukan dilab dengan reagen dan metode tertentu.Tanin jenis terhidrolisis lebih mudah untuk di murnikan daripada jenis terkondensasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar